Cirebon – Tegal
Hari ke-4
Hari ini tepat 17 Agustus, target kota berikutnya Tegal, total +/- 75 KM. Agak nanggung sebenarnya karena dengan jarak segitu kemungkinan akan sampai jam 3-4 sore. Awalnya coba cek ke Pekalongan di google maps tapi ternyata jaraknya sekitar 130 km, terlalu jauh. Sementara itu ke Pemalang memang sekitar 100 km-an, tapi coba cek hotel di sana ternyata agak sulit, jadi dibanding gambling akhirnya saya putuskan target berikutnya cukup sampe Tegal. Dengkul juga masih belum beres, jadi 75 KM cukup lah.
Setelah sarapan di hotel, mulai start lagi sekitar jam 8 kurang. Mungkin karena libur 17an, jalanan lumayan sepi, sepertinya masih pada upacara 17an. Atau mungkin memang Cirebon lumayan sepi, entah.

Cirebon – Sekitar jam 9 pagi
Sekitar jam 10an cuaca mulai terasa panas, tidak terlalu terik tapi udaranya panas, terutama setelah masuk jalur Pantura. Jalur Pantura Cirebon ini cukup sepi, tidak seperti bayangan saya sebelumnya atas jalur Pantura. Mungkin karena tol sudah sampai Brebes, jadi truk-truk dan bis-bis sudah tidak lewat jalur ini lagi.
Tak berapa lama, sekitar jam 10 pagi, ada warung kelapa muda, berhenti sebentar untuk minum es kelapa. Sepertinya warung ini baru buka, karena saya sepertinya pelanggan pertama yang mampir di situ. Ada 2 anak kucing lumayan lucu di warung itu. Yang satu hiperaktif, yang satu agak slow, yang slow dibully sama yang hiperaktif.
Setelah selesai minum es kelapa perjalanan saya lanjutkan. Sampai di perbatasan Jawa Barat – Jawa Tengah sekitar jam 12an siang. Tak banyak yang saya ingat di jalur Cirebon-Tegal ini, selain sudah agak lupa karena tulisan ini baru dibuat 9 bulan kemudian, juga memang tidak terlalu banyak kejadian unik di jalur ini. Hanya beberapa kejadian saja yang saya masih ingat.
Pertama, saya ingat saya makan siang sekitar jam 1an di salah satu warung nasi di Brebes, dekat pasar. Kedua, pas depan pertigaan Brexit saya coba menunggu truk yang baru keluar dari pintu tol, dan gagal, karena semua truk langsung ambil jalur kanan. Sesekali bisa dapat pantat truk tapi umumnya jarak-jarak pendek, karena jalanan agak kosong truk-truk yang awalnya pelan lama-lama semakin cepat dan terpaksa harus saya relakan mereka pergi meninggalkan saya dari pada saya yang akan meninggalkan dunia ini karena terjatuh dan terlindas truk atau bis.
Setelah beberapa kali gagal nyantol di pantat truk, harapan kemudian beralih ke motor truk. Agak banyak juga motor truk di Brebes-Tegal ternyata, dan banyak yang jalannya tidak terlalu cepat. Saya berhasil nyantol di belakang salah satu motor truk yang membawa karung-karung entah beras, pupuk atau terigu. Supirnya hanya senyum-senyum melihat saya nyantol di belakangnya, dan lumayan pengertian juga bapak itu, karena setelah tahu saya nyantol di belakangnya ia pun tidak mempercepat motornya, bahkan agak memperlambat supaya tidak membahayakan saya. Lumayan lah, kira-kira dapat 3-5 km.
Sampai di Tegal sekitar jam 3.30an. Sesuai prediksi. Mampir dulu di salah satu warteg. Ternyata di Tegal ada juga warteg, selama ini joke nya ga ada warteg di Tegal, yang ada hanya warung nasi. Tapi joke tersebut ternyata ga akurat, karena banyak kok warteg di Tegal. Rasanya? Ya seperti warteg di jakarta. Harganya juga.
Sambil makan mulai browsing-browsing hotel murah dan ga jauh, ada 2 tempat yang saling berdekatan, Bugs Guest hotel dan lupa yang satu lagi. Setelah mengecek kedua tempat tersebut (yang satu lagi ga masuk, hanya lihat dari seberang jalan) akhirnya memutuskan untuk di Bugs. Cek in sekitar jam 6 sore.
Di Bugs sepeda saya titip di resepsionis. Kamarnya ya lumayan lah, ga sebagus Aprita Express tapi ada air panas. Karena stok baju sudah mulai habis, 1 baju saya cuci –disiram air panas dan dikucek-kucek aja sebenarnya. Kalau besok belum kering akan saya jemur di sepeda, di atas tas depan (stang).
Selanjutnya Tegal-Semarang
Sebelumnya – Bandung – Cirebon
Pingback: Bikepacking Jakarta – Bali (4) | KRUPUKULIT
Pingback: Bikepacking Jakarta-Bali (2) | KRUPUKULIT