Bikepacking Jakarta – Bali (7)


Bojonegoro – Surabaya (105 KM)

Hari ke-8

Ingatan saya atas rute ini sudah agak samar-samar, maklum baru ditulis 3 tahun setelahnya.

 

Screen Shot 2019-04-09 at 16.54.14

Seperti biasa pagi ini saya bangun sekitar jam 6. Sekitar jam 6.30an kopi beserta roti bakar diantar oleh pihak hotel untuk sarapan. Hotel ini seperti hotel di Pati, sarapannya ya hanya kopi atau teh plus roti atau pisang rebus, di antar ke teras hotel. Sambil ngopi saya cek rute di googlemaps, sekitar 100an KM ternyata jarak hotel ini ke pusat kota Surabaya. Lumayan lah. Normal.

Sekitar jam 7 lewat dikit, cek out, dan melanjutkan perjalanan. Dari hotel ini ternyata tidak terlalu jauh ke jalan utama menuju Surabaya, jalan yang tinggal lurus-lurus saja. Cuaca pagi itu lumayan cerah, tidak terlalu panas dan tidak mendung juga.

Sekitar jam 9an perut mulai lapar, maklum cuma sarapan roti dan kopi. Kebetulan ada warung nasi yang sudah buka, warung nasi yang terbuat dari bilik-bilik bambu. Agak lupa makan apa saya pagi itu, yang saya ingat di samping warung tersebut ada seekor kambing duduk-duduk santai, dan sepeda saya parkir di sebelahnya.

 

Selesai makan, sekitar jam 10 kurang mulai lanjut gowes lagi. Tak banyak yang saya ingat selama perjalanan ini, agak jarang ambil foto juga jadi ga banyak pengingatnya. Yang saya ingat jalanan saat itu tidak terlalu ramai, dan sepanjang jalan di sebelah kanan banyak sawah-sawah.

Jam 12 waktunya makan siang, namun perut belum terlalu lapar. Mau makan masih agak malas, cuma mampir ke Indomaret minum dan ngerokok. Saat ini saya sudah di daerah Lamongan, sekitar 20-30 KM dari Gresik.

Setelah 2 batang rokok saya lanjutkan perjalanan. Jalanannya lumayan enak, datar, tidak seperti sebelumnya Pati-Bojonegoro, terlebih di daerah Jatirogo. Sekitar jam 2.15 sampai di perbatasan Kabupaten Gresik. Agak lega, karena setelah Gresik ya Surabaya. Ga nyangka bisa sampai Surabaya juga, paling tidak beberapa jam lagi. Sesuatu yang tidak terlalu kebayang pada awalnya, awal memulai perjalanan ini. Ya, awalnya sebenarnya saya hanya mau gowes sejauh mungkin ke arah timur, tidak ada target sama sekali.

20160821_141812

Sekitar setengah jam dari perbatasan Lamongan Gresik ini perut mulai lapar. Nyari warung nasi ga dapat-dapat. Ya, jalanan sudah mulai jarang rumah, jalur truk-truk besar, mungkin karena daerah ini daerah kawasan industri. Untungnya tak lama kemudian dapet juga warung makan, agak kumel tapi ya sudah lah, udah lapar. Melipir dan mulai makan siang.

Di warung nasi ini ada 2 orang polisi dan 1 orang pelanggan lainnya. Setelah selesai makan salah seorang polisi ngajak ngobrol, nanya-nanya soal sepeda saya yang kebetulan saya parkir pas di depan warung makan tersebut. Selesai ngobrol siap-siap cabut untuk melanjutkan perjalanan (setelah bayar tentunya). Pas di belakang sepeda kebetulan mobil pak polisi tadi, agak kaget dan mau ketawa lihat tulisan di mobil polisi tersebut. Di situ tertulis “Polsek Duduksampeyan”. Baru tau ada daerah yang namanya “Duduksampeyan”. Untung tadi ga nanya ke pak polisinya, “bapak tinggal dimana?” trus dia akan jawab “Duduksampeyan”, saya pasti akan kaget dan akan bilang “ya pak, maap, saya akan duduk pak, maap pak, maap”.

20160821_145127-1

Ah ya lupa. Saat bermalam di hotel Kudus Bojonegoro saya kontak-kontakan dengan mantan anak buah di kantor, Purnomo, saat itu dia tinggal di Surabaya lagi, jadi pejabat daerah, anggota KPUD Kota Surabaya. Kami janjian ketemuan begitu saya sampai Surabaya. Dia juga nraktir hotel, walaupun rencananya saya mau nginap di rumah tante. Lumayan, rejeki anak ateis mungkin. Nama hotelnya Hotel Singgasana. Ga tau di daerah mana dan seperti apa hotel tsb. Pokoknya tinggal setting google maps lah.

Sekitar jam 15.30an sampai di dekat pintu tol menuju Surabaya. Berasa udah dekat lah Surabaya. Cek google maps ada jalur motong, langsung pilih jalur tersebut. Setelah mengikuti maps ternyata jalannya agak kecil, paving blok, grujulan agak menyebalkan, dan sepi.

Setelah hampir setengah jam melalui jalan motong penuh grujulan tersebut akhirnya sampai juga di Surabaya. Di gerbang kota Surabaya. Perasaan sudah dekat lah dengan hotel, toh udah di Surabaya. Yang saya tidak sadar ternyata ini gerbang di daerah utara, masih lumayan jauh ternyata sampai di hotel Singgasana yang entah dimana itu tempatnya.

20160821_163334

Saat sampai di gerbang kota Surabaya ini waktu menunjukan pukul 4.30 sore, lumayan pikir saya, paling magrib sampai hotel pikir saya. Cek-cek rute lagi.

Hampir sejam saya gowes di kota ini tidak ada satu daerah pun yang saya pernah lewati, padahal kota ini seperti kota kedua saya sampai SMA. Tiap tahun pasti dulu ke Surabaya saat liburan, barang seminggu dua minggu. Tapi daerah-daerah ini sama sekali asing. Ya jelas lah asing, dulu kalo di surabaya mainnya seputaran pusat kota, tidak pernah ke daerah utara.

Menjelang magrib masuk ke daerah perumahan, jalan motong. Perumahannya lumayan elit, jalannya lumayan besar tapi paving blok, grujulan bikin kesel karena bikin pantat sakit. Entah kenapa orang indonesia kalo masang paving blok ga pernah bisa rata.

Langit mulai gelap, dan hotel Singgasana ternyata masih jauh juga. Sebenarnya ga terlalu jauh, sekitar 7-8 KM kalau dari maps karena ada jalan motong. Di maps saya harus melewati samping sebuah mal nanti keluar di dekat lapangan golf. Saya ikuti rute tersebut. Pas depan malnya bingung kok ga ada jalan di sebelahnya? Mondah-mandir ga ketemu juga, yang ada sekitar 200m sebelum mal. Putar balik lagi. Tapi pas cek google maps kok ini beda? Setelah sekian menit berfikir keras baru lah nyadar, itu maps kan disetting jalan kaki bukan sepeda atau motor, jadi sebenarnya kalau ikut rute tersebut saya harus masuk ke malnya. Bangke. Tau gitu mending lewat jalu mobil aja, agak lebih jauh tapi lebih jelas, dan jalannya lebih alus.

Setelah muter-muter mencari jalur menuju hotel Singgasana, melewati alun-alun yang ramai (entah alun-alun apa, yang jelas dekat perumahan tentara), masuk gang-gang, akhirnya sampai lah di hotel ini. Waktu menunjukan pukul 7 atau 8 malam. Lupa. Pas liat hotelnya agak takjub, gede amat. Kayak apa bentuknya, bisa cek google aja. Sepeda saya parkir di parkiran motor pas samping pos satpam. Pas mau cek in agak minder sendiri, tempatnya agak mewah sementara badan lumayan lusuh dan dekil. Ya kalau pake setelan baju sepeda sih mending, orang akan maklum, lha ini ga ada setelan sepedanya acan. Celana pendek dan kaos oblong biasa plus 2 tas.

Setelah cek in, dapat cottage. Kamarnya lumayan ok. Mandi lalu ngontak si mas Pur. Dia akan jemput dan kita akan nongkrong-nongkrong. Sebelumnya ada juga kenalan di twitter yang juga alumni FHUI jalur ekstension yang ngajak ketemuan. Jadi bertiga lah kita malam ini nongkrong, makan malam n ngopi-ngopi di suatu mal/square.

Sekitar jam 9 mas pur datang, dan juga mbak Lysanti Rushjam. Kami nongkrong sampai hampir jam 12 malam, sekali lagi, ditraktir pejabat daerah. Lumayan.

20160821_210855

Penampakan Purnomo, anggota KPUD Surabaya (saat itu), sekarang anggota Bawaslu Jatim.

Bersambung

Sebelumnya Hari Ke-7-Pati-Bojonegoro

10 thoughts on “Bikepacking Jakarta – Bali (7)

  1. Pingback: Bikepacking Jakarta-Bali (6) | KRUPUKULIT

Leave a comment